loading…
Berikut sejumlah peristiwa yang mencerminkan perlawanan ini yang terjadi sepanjang tahun 2024.
1. Norwegia Tolak Lawan Israel di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Asosiasi Sepak Bola Norwegia menyatakan sikap tegas terhadap Israel. Presiden Liz Klaveness menegaskan, Norwegia tidak ingin berada di grup yang sama dengan Israel pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 .
“Asosiasi Sepak Bola mendukung sikap pemerintah untuk menghentikan serangan Israel terhadap warga sipil di Gaza. Tidak boleh ada yang abai terhadap kekejaman ini,” tegas Klaveness, dikutip dari Safanews.
Norwegia juga mendesak UEFA dan FIFA memberikan sanksi kepada Israel, mengacu pada perlakuan serupa terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina pada 2022. Meski dijadwalkan melawan Israel pada 2024, keputusan Norwegia memboikot pertandingan memperlihatkan sikap yang tegas terhadap kejahatan kemanusiaan di Gaza.
2. Judoka Tajikistan Tolak Jabat Tangan Atlet Israel di Olimpiade
Pada Olimpiade Paris 2024, judoka asal Tajikistan, Emomali Nurali, menolak bersalaman dengan atlet Israel Baruch Shmailov setelah kemenangannya di babak 16 besar. Nurali mengangkat simbol tauhid dan meneriakkan “Allahu Akbar” sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina. Namun, tindakannya menuai kritik dari berbagai pihak yang menilai sikapnya tidak sesuai etika olahraga.
3. Tim Basket Irlandia Tolak Jabat Tangan Atlet Israel
Protes serupa juga dilakukan tim bola basket putri Irlandia, yang menolak berjabat tangan dengan atlet Israel. Keputusan ini dilatarbelakangi kemarahan terhadap tuduhan antisemitisme yang dilontarkan tim Israel, serta aksi militer Israel di Gaza yang menewaskan puluhan ribu warga Palestina.
“Kami mendukung penuh keputusan para pemain kami. Tuduhan antisemitisme yang dilontarkan tidak berdasar dan hanya memperburuk situasi,” demikian pernyataan resmi Basketball Ireland.
4. Laga Timnas Prancis vs Israel Sepi Penonton
Di Prancis, seruan boikot terhadap pertandingan Les Bleus melawan Israel di ajang UEFA Nations League pada 15 November 2024 membuahkan hasil. Stadion Stade de France, yang berkapasitas 80.000 tempat duduk, hanya terisi sekitar 16.600 penonton.
Media sosial pun ramai dengan foto-foto suasana stadion yang sepi. Banyak netizen menyebut aksi ini sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina dan protes terhadap kejahatan perang Israel.
“Israel tidak menghormati aturan, hukum, dan moralitas. Mereka melakukan genosida, namun selalu berperan sebagai korban,” tulis akun Stop Genocide di media sosial.
(sto)