loading…
Presiden terpilih Prabowo Subianto memberikan pembekalan kepada calon menteri di Hambalang, Bogor. Foto/Instagram Yusril Ihza Mahendra
Sejumlah tokoh yang datang memenuhi panggilan Prabowo ke Kertanegara di antaranya masih merupakan muka-muka lama atau yang saat ini menjabat di kebinet pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin salah satunya menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sri Mulyani mengaku diminta Prabowo untuk membantu pemerintahannya dengan posisi yang masih sama yakni sebagai Menteri Keuangan. “Pada saat pembentukan kabinet beliau (Prabowo Subianto) meminta saya untuk menjadi Menteri Keuangan kembali,” kata Sri Mulyani seusai bertemu Prabowo di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Senin, 14 Oktober 2024.
Sri Mulyani juga menepis rencana perombakan kementerian yang akan dipecah dengan membentuk Badan Penerimaan Negara (BPN) yang selama ini justru digembar-gemborkan Prabowo dalam beberapa kesempatan terutama saat masa kampanye. “Enggak ada (Kemenkeu dipisah),” katanya.
Janji Prabowo yang akan membentuk Badan Penerimaan Negara sejatinya merupakan langkah yang tidak main-main dan serius, bahkan Hal tersebut sudah masuk dalam ASTA Cita visi misi Prabowo-Gibran. Berasal dari Bea Cukai dan Direktorat Jenderal Pajak yang dipisahkan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), badan tersebut nantinya bertugas untuk meningkatkan rasio pajak.
Cita-cita tersebut tentu diapresiasi dan disambut suka cita banyak pihak di tengah harapan menggenjot pendapatan negara.
Pengamat Ekonomi dan Kebijakan Publik Yanuar Rizky menyebut pembentukan Badan Penerimaan Negara oleh Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dinilai positif untuk keuangan negara ke depannya. Menurutnya, pembentukan badan tersebut dapat berperan pada fokus mendongkrak pendapatan negara.
Yanuar menuturkan dari sisi objektivitas, tujuan pembentukan BPN tersebut sangat bagus. Selain itu, pembentukan BPN juga akan mengurangi tugas dan fungsi dari seorang Menteri Keuangan yang saat ini terlalu luas.