loading…
Belalang adalah camilan kaya protein, tapi apakah bisa menggantikan daging sapi? Foto/ entomofarms.
Belalang adalah camilan kaya protein dan berkelanjutan. Belalang memainkan peran penting dalam meningkatkan nutrisi, ketahanan pangan dan pekerjaan di Afrika Timur. Leonard Alfonce, seorang peneliti di bidang entomologi di Sokoine University of Tanzania, yang percaya membudidayakan serangga sebagai sumber makanan berkelanjutan sepanjang tahun.
“Belalang yang dapat dimakan sangat dihargai dan perdagangan mereka adalah sumber pendapatan di Uganda,” kata Alfonce dikutip BBC.
“Mengoptimalkan protokol pemeliharaan massal untuk belalang yang dapat dimakan akan memastikan pasokan sepanjang tahun mereka untuk meningkatkan nutrisi, keamanan pangan, dan mata pencaharian di Afrika Timur,” tutur dia lagi.
Dalam hal kandungan nutrisi, belalang bertanduk panjang, yang dikenal sebagai Nsenene memiliki 34-45% protein, 42-54% lemak dan 4-6% serat. Serangga umumnya dikemas dengan vitamin dan asam amino.
Peter Alexander, seorang peneliti senior dalam ketahanan pangan global di University of Edinburgh di Inggris, memperkirakan mengurangi emisi karbon dari makan belalang dengan mengganti daging sapi sebagai sumber utama protein.
“Apa yang kita pilih untuk makan benar-benar penting untuk emisi yang terkait dengan diet kita,” ucapnya.
Mengganti setengah dari daging yang dimakan di seluruh dunia dengan ulat dan jangkrik bisa mengurangi penggunaan lahan pertanian sebesar sepertiga, membebaskan 1.680 juta hektare, setara dengan sekira 70 kali wilayah Inggris dan mengurangi emisi global. Hal ini menurut sebuah studi oleh Alexander dan peneliti lain di University of Edinburgh.
Serangga juga memiliki tinggi Tingkat konversi makanan. Jangkrik misalnya, membutuhkan pakan enam kali lebih sedikit daripada ternak, empat kali lebih sedikit dari domba dan dua kali lebih sedikit daripada babi dan ayam untuk menghasilkan jumlah protein yang sama.