loading…
Presiden AS Donald Trump kembali mengeluarkan ancaman tarif terhadap BRICS jika melanjutkan agenda dedolarisasinya. FOTO/Ilustrasi
“Gagasan bahwa negara-negara BRICS mencoba menjauh dari dolar sementara kita berdiri dan menonton sudah berakhir,” tulis Trump di platform Truth Social-nya seperti dilansir Russia Today, Jumat (31/1/2025).
“Mereka bisa pergi mencari negara ‘bodoh’ lainnya. Kita akan meminta komitmen dari negara-negara yang tampaknya bermusuhan ini bahwa mereka tidak akan menciptakan mata uang BRICS baru atau mendukung mata uang lain untuk menggantikan dolar AS yang perkasa,” cetusnya.
Trump menegaskan, tidak ada peluang bahwa BRICS akan menggantikan dolar AS dalam perdagangan internasional atau di tempat lain. Dia menambahkan, negara mana pun yang mencoba hal itu harus mengucapkan selamat datang pada tarif 100% dan selamat tinggal pada ekonomi Amerika.
Di era presiden sebelumnya, anggota blok ekonomi BRICS telah mempercepat upaya untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang pihak ketiga dalam perdagangan bilateral. Terutama setelah sanksi Barat menyebabkan pembekuan cadangan Rusia yang disimpan dalam dolar dan euro, menyusul eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022.
Sementara itu, reaksi negara-negara anggota BRICS bervariasi. Menyusul ancaman serupa pada bulan November, Kremlin menekankan bahwa tekanan Amerika hanya akan mempercepat tren global yang berkembang menuju penggunaan mata uang nasional dalam perdagangan, yang mengurangi peran dolar AS sebagai mata uang cadangan.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan selama pertemuan puncak BRICS di Kazan pada bulan Oktober bahwa meskipun masih terlalu dini untuk membahas mata uang BRICS bersama dan “menolak” dolar, Moskow harus menemukan sistem keuangan alternatif untuk melewati infrastruktur keuangan Barat.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia dan sherpa BRICS Sergey Ryabkov mengatakan, asosiasi tersebut siap menjelaskan kepada Trump bahwa langkah blok tersebut bukan soal meninggalkan dolar, namun tentang menarik kesimpulan dari kebijakan Washington yang salah.