Politik

Penurunan Muka Tanah Berkontribusi 145% Penyebab Banjir Jabodetabek

×

Penurunan Muka Tanah Berkontribusi 145% Penyebab Banjir Jabodetabek

Sebarkan artikel ini



loading…

BRIN mengungkapkan banjir yang kerap melanda kawasan Jabodetabek salah satu penyebabnya karena turunnya permukaan tanah. Foto/SindoNews

JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan banjir yang kerap melanda kawasan Jabodetabek tidak hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi, tetapi juga faktor lain yang semakin memperburuk kondisi. Salah satunya penurunan muka tanah.

Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Yus Budiono mengungkapkan, ada empat faktor utama penyebab banjir di wilayah ini yaitu penurunan muka tanah (land subsidence), perubahan tata guna lahan (land use change), kenaikan muka air laut, serta fenomena cuaca ekstrem.

“Dari hasil riset kami, penyebab utama meningkatnya risiko banjir di Jabodetabek adalah penurunan muka tanah, yang berkontribusi hingga 145% terhadap peningkatan risiko banjir,” ungkap Yus, dikutip Minggu (9/3/2025).

Yus menyebut, perubahan tata guna lahan yang tidak terkendali juga meningkatkan risiko banjir hingga 12%, sementara kenaikan muka air laut hanya berdampak sekitar 3%. Menurut Yus, tren kejadian banjir di Jabodetabek beberapa tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan intensitas peristiwa ekstrem.

“Perubahan iklim global menyebabkan lebih banyak hujan ekstrem, seperti yang terjadi pada 1 Januari 2020 dan akhir Januari 2025, ketika curah hujan mencapai lebih dari 300 mm, jauh di atas normal,” jelasnya.

Yus menjelaskan, banjir di Jabodetabek bisa dikategorikan ke dalam tiga jenis utama, yakni banjir akibat hujan lokal (torrential rain flood), banjir akibat luapan sungai (fluvial flood), serta banjir akibat pasang laut (coastal flood).

“Banjir yang terjadi beberapa waktu lalu lebih dominan sebagai fluvial flood, di mana hujan terjadi lebih intens di bagian hulu dan menyebabkan luapan air di sungai-sungai besar,” paparnya.

Yus menjelaskan, guna mengatasi permasalahan banjir, BRIN telah melakukan berbagai riset dan inovasi, termasuk pengembangan sistem informasi danau, model peringatan dini berbasis data dan kecerdasan buatan (AI), serta pemetaan daerah rawan banjir dengan pendekatan polder system.



Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

link hoki mahjong ways 3maxwin gede mahjong wins 2akun mahjong wins barukebun scatter mahjong ways 2mahjong auto maxwinmahjong dinilai pentingmas ariel jackpot mahjongmaxwin 53 juta mahjong waysmaxwin mahjong ways 3 hitungan menitmenang belasan juta mahjong depo qrisprofit mahjong malam mingguradit bongkar mahjongkaisar89slot gacor