loading…
Lima kritikus seni rupa terkemuka Indonesia menyampaikan apresiasi mendalam terhadap karya-karya lukisan Denny JA. Foto/istimewa
Karya-karya dalam genre tersebut terangkum dalam dua buku lukisan berjudul Handphone, Kita Dekat Sekali dan Wonderland, Dunia Anak-anak, yang menurut para kritikus menghadirkan perpaduan unik antara ekspresi kontemporer dan akar budaya.
Kritikus seni Agus Dermawan T menyebut lukisan Denny JA sebagai upaya “menyurealkan realitas sosial-politik” melalui napas batik. Baginya, lukisan ini bukan sekadar gambar, melainkan cara baru untuk menggugat estetika kolonial dengan simbol lokal yang sarat makna.
Baca juga: Denny JA Luncurkan Genre Baru Seni Rupa Berupa Lukisan Imajinasi Nusantara
Senada, Merwan Yusuf menyebut genre ini sebagai “irealitas konkret”—visual yang secara teknis mustahil namun mampu menangkap trauma kolektif dengan jujur. Merwan menyebut batik dalam lukisan Denny sebagai “seni yang bersujud, bukan bersolek”.
Frigidanto Agung menilai Denny JA sebagai pelukis yang “memeluk luka global lewat bahasa visual”, di mana lukisan menjadi ruang empatik, bukan sekadar dokumentasi. “Ia bukan laporan WHO, tapi peluk seperti ibu kepada anak yang ketakutan,” ujarnya, Sabtu (19/7/2025).