loading…
Jenderal TNI Purn AM Hendropriyono menyebut dunia sedang dilanda gelombang proxy war. Foto/SindoNews
Manifesto yang ditetapkan di Fakultas Filsafat Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta pada 18 Agustus 2025 ini digagas oleh Jenderal TNI Purn AM Hendropriyono dari Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), Saifur Rohman dari Universitas Negeri Jakarta. Mahfud MD dari Universitas Islam Indonesia.
Selain itu, Mustari Mustafa dari UIN Alauddin, Lasiyo, Djoko Suryo, Soejadi, Mukhtasar Syamsuddin, Siti Murtiningsih, dan Ova Emilia dari UGM. Kaelan MS dan Mush’ab Muqoddas Eka Purnomo, dari Al-Azhar University, Kairo Mesir.
Baca juga: Apa Itu Proxy War? Perang Gaya Baru antara Amerika Serikat dan Rusia
Termasuk Amarulla Octavian dari Universitas Pertahanan (Unhan), R Deltanto dari Sekolah Tinggi Hukum Militer, Hikmahanto Juwana dari Universitas Indonesia (UI). Abdul Munir Mulkhan dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tjip Ismail dari Universitas Al-Azhar Indonesia. Serta Muhadjir Effendy, Universitas Negeri Malang.
Dalam manifesto tersebut, mereka menyebut perkembangan keadaan internasional dewasa ini menunjukkan kecenderungan yang mengkhawatirkan. Dunia sedang dilanda gelombang proxy war yang bersenjatakan hoaks, disinformasi, dan simulakra yakni, rekayasa realitas yang mengaburkan kebenaran.
Baca juga: Panglima TNI Tunjuk Letjen Muhammad Saleh Mustafa Jadi Wakasad
Fenomena ini bukan hanya memecah belah antarbangsa, tetapi juga mengikis kepercayaan publik terhadap institusi, hukum, dan kebenaran itu sendiri.