loading…
OIC Youth Indonesia mengajak pemuda perkuat solidaritas lintas bangsa guna menciptakan keadilan dan perdamaian dunia. Foto/SindoNews
Hal itu dibahas dalam Board Meeting and Policy Roundtable Discussion on Humanitarian Issues dengan tema “Understanding Beyond Borders: Building Solidarity Across the Ummah and the World”. Kegiatan yang digelar OIC Youth Indonesia itu diselenggarakan dalam rangka peringatan International Day of Peace.
Kegiatan ini dihadiri pengurus OIC Youth Indonesia bersama para aktivis muslim lainnya yang memiliki kepedulian terhadap isu-isu kemanusiaan global. Hadir sebagai pembicara yakni Presiden OIC Youth Indonesia Astrid Nadya Rizqita, Sekretaris Jenderal Adlan Athori, Wakil Presiden Yanju Sahara, dan Wakil Sekretaris Jenderal Indre Wanof.
Baca juga: Yerusalem dan Perdamaian Dunia
Diskusi mengangkat sejumlah isu internasional yang masih menjadi perhatian dunia, antara lain konflik Palestina–Israel, Kashmir Pakistan–India, dinamika pasca-perang di Karabakh, serta kondisi Uyghur di China. Selain itu, perang Rusia–Ukraina turut disorot sebagai konflik yang belum menemukan jalan penyelesaian. Diskusi juga menyinggung perbedaan kondisi Muslim Hui dan etnis Uyghur. Muslim Hui yang lebih berasimilasi dengan masyarakat Han cenderung mendapat ruang lebih longgar, berbeda dengan Uyghur.
Presiden OIC Youth Indonesia Astrid Nadya Rizqita, menegaskan pentingnya momentum Hari Perdamaian Internasional untuk merefleksikan komitmen bersama. Saat ini, permasalahan yang dihadapi dunia Islam sangat kompleks dan berlapis. Dari Palestina yang masih menghadapi pendudukan dan blokade, Kashmir yang terus terjebak dalam konflik status politik dan militerisasi, semuanya menunjukkan bahwa isu keadilan belum terselesaikan.