loading…
Lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi ribuan warga Gaza, Palestina yang mengungsi di Mesir. Foto/istimewa
“Tim kami sudah beberapa kali ke Mesir untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan. Penting bagi kami untuk mendukung pengungsi Palestina yang berada di Mesir. Proyek bantuan kemanusiaan yang rencananya berlangsung dari 10 hingga 30 Januari 2025 ini menargetkan lebih dari 2.500 penerima manfaat dengan total anggaran sebesar USD100.000 atau setara dengan Rp1.618.580.710,” kata Presiden Direktur INH Luqmanul Hakim, Selasa (7/1/2025).
Luqman menjelaskan data yang diperoleh dari Kedutaan Besar (Kedubes) Palestina di Mesir terdapat sekitar 300.000 warga Palestina baik Gaza maupun Tepi Barat yang saat ini berada di Mesir rata-rata mereka bersetatus sebagai pengungsi akibat agresi dan genosida Israel sejak 7 Oktober 2023. Untuk jumlah sebayak itu mereka tersebar disejumlah kota seperti, Kairo, Like Naser City, October City. The New City, dan Port said.
“Ini bukan penyaluran bantuan kemanusiaan yang pertama untuk korban pengungsi Gaza di Mesir, akan tetapi dari data dan catatan INH sudah tiga tahap penyaluran bantuan kemanusiaan, baik untuk cost of living atau biaya hidup maupun bantuan pendidikan dan biaya berobat,” jelasnya.
Penyaluran bantuan kemanusiaan ini untuk merespons kondisi kemanusiaan yang mendesak akibat krisis di Gaza. INH bertujuan memberikan dukungan komprehensif dalam tiga aspek utama, di antaranya hunian layak bagi 50 kelapa keluarga Palestina yang terkena dampak perang.
Kemudian fasilitas kesehatan bagi pengungsi di Mesir untuk mendapatkan pelayanan medis kepada 300 orang yang terluka, termasuk perawatan dan kebutuhan rehabilitasi. Tak hanya itu, INH juga memberikan fasilitas biaya pendidikan bagi 900 pelajar dan 300 mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di negara tersebut dengan menyediakan kurikulum, biaya pendidikan, dan mensponsori satu sekolah beserta gaji untuk 70 guru selama tiga bulan kedepan.
“Ribuan pengungsi Palestina menghadapi situasi yang memprihatinkan di Mesir. Mereka kehilangan tempat tinggal, akses pendidikan, dan perawatan medis,” paparnya.
Banyak keluarga terpaksa hidup di bawah kondisi yang sangat sulit karena ketidakmampuan membayar biaya sewa rumah, sementara para siswa menghadapi ancaman putus sekolah akibat kurangnya dukungan.