loading…
Yayasan TIFA lewat program Jurnalisme Aman meluncurkan laporan yang merekam pengalaman jurnalis di tiga wilayah dengan tingkat kekerasan tinggi terhadap pers yakni Aceh, Sulawesi Tengah, dan Papua Barat Daya. Foto: Ist
Sebanyak 65 persen dari mereka mengaku sering atau kadang-kadang menghadapi kekerasan atau intimidasi, yang berdampak pada cara mereka bekerja dan merasakan keamanan. Penelitian ini secara sengaja membatasi cakupan geografis pada tiga wilayah untuk menggali lebih dalam konteks lokal dan tidak dimaksudkan untuk mewakili kondisi secara nasional.
Baca juga: 82,6% Jurnalis Perempuan Indonesia Alami Kekerasan
Fokus utama studi ini untuk memahami bagaimana sistem perlindungan bekerja di lapangan sekaligus celah-celah yang perlu dibenahi untuk memperkuat keamanan jurnalis, terutama di daerah-daerah dengan infrastruktur advokasi yang terbatas.
Project Officer Jurnalisme Aman Arie Mega mengungkapkan, jenis kekerasan yang dialami jurnalis di tiga wilayah itu juga berbeda. Di Aceh, jenis kekerasan utama seperti intimidasi dan ancaman verbal, larangan liputan, perampasan alat, dan kekerasan pascapublikasi.
Sedangkan di Sulawesi Tengah, jenis kekerasan utama antara lain kekerasan fisik saat demo dan liputan Program Strategis Nasional (PSN), pemaksaan penghapusan dokumentasi, hingga pelecehan seksual.