loading…
Akademisi sekaligus Kepala Laboratorium 2045 (Lab 45) Jaleswari Pramodhawardani mengkritisi adanya anggapan bahwa pengibaran bendera One Piece sebagai bentuk makar. Foto/Muhammad Refi Sandi
Menurutnya, pernyataan itu terlalu jauh dan menilai kurang pergaulan. “Itu terlalu jauh, saya khawatir lama-lama netizen bilang itu kurang pergaulan pejabatnya,” ujarnya usai konferensi pers menjelang Seminar Nasional bertajuk “Refleksi Delapan Dekade dan Proyeksi Indonesia 2045” di Auditorium Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta Pusat, Selasa (12/8/2025).
Ia menilai pengibaran bendera One Piece merupakan bentuk ekspresi keprihatinan, kekecewaan, dan lainnya dari masyarakat. “Sebagai peneliti ini penting untuk diletakkan dalam kebebasan berekspresi, saya rasa bendera merah-putih kita ini terlalu sakral, terlalu rendah kalau dibandingkan bendera-bendera yang sebetulnya itu adalah ekspresi dari soal keprihatinan, kekecewaan, dan lainnya yang kita masih alhamdulillah bentuknya lucu-lucu dan saya rasa di satu sisi kita perlu memperhatikan itu,” ucapnya.
Baca juga: Komunikasi Pemerintah Tidak Lancar, Bendera One Piece Berkibar