loading…
ExxonMobil Lubricants mendukung industri pertambangan nasional melalui partisipasi dalam forum strategis Indonesia Mining Outlook 2025: Navigating Challenges, Driving Sustainability, and Embracing Innovation. Foto/Dok
Dalam acara ini, EMLI menghadirkan solusi pelumasan canggih yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan produktivitas, serta mendukung keberlanjutan industri pertambangan di Indonesia.
Salah satunya Mobilgrease XHP™ 462 Moly, gemuk litium kompleks yang diformulasikan khusus untuk aplikasi berat dan kondisi operasional ekstrem. Dengan kandungan 3% molibdenum disulfida, produk ini memberikan perlindungan superior terhadap keausan, menjadikannya ideal untuk aplikasi seperti pin, bushing, dan fifth wheel.
Selain itu, Mobil DTE 10 Excel™ Series, rangkaian pelumas hidrolik, dirancang untuk mengurangi gesekan dan meningkatkan efisiensi energi hingga 6%. Formula inovatifnya tidak hanya memperpanjang masa pakai pelumas, tetapi juga mengurangi downtime pada peralatan hidrolik.
Ada pula Mobil SHC™ Gear Series, pelumas dengan sistem aditif canggih yang memberikan perlindungan luar biasa terhadap keausan dan ketahanan tinggi terhadap micropitting fatigue. Pelumas ini dirancang untuk memastikan performa optimal mesin, bahkan dalam kondisi operasional yang paling menantang.
Business Development Commercial Lubricants PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI), FX Yanto menegaskan, bahwa ExxonMobil memiliki pengalaman lebih dari 125 tahun di Indonesia dalam menghadirkan solusi pelumasan kelas dunia untuk berbagai sektor, termasuk pertambangan.
“Kami memahami tantangan yang dihadapi sektor pertambangan Indonesia dan berkomitmen untuk memberikan solusi holistik guna mencapai efisiensi operasional yang optimal. Salah satunya Mobilgrease XHP™ 462 Moly yang memiliki formulasi khusus. Dengan pelumas berkualitas tinggi dan dukungan teknis dari tim ahli kami, kami membantu pelanggan meningkatkan produktivitas dan mengurangi downtime peralatan,” ujar Yanto.
Sebagai salah satu produsen batu bara terbesar, Indonesia menyumbang 440,85 juta ton ke pasar global dengan China dan India sebagai pasar utama. Selain itu Indonesia juga mendominasi pasokan 54% nikel dunia serta memiliki cadangan signifikan untuk mineral kritis dan strategis seperti timah, bauksit, emas, dan tembaga.
Kekayaan mineral tersebut tidak hanya menjadi pondasi ekonomi nasional, tetapi juga pendorong utama teknologi energi bersih, termasuk baterai kendaraan listrik (EV) dan sistem penyimpanan energi terbarukan.