loading…
Sugianto Kusuma, atau yang lebih dikenal sebagai Aguan, merupakan salah satu konglomerat terkemuka di Indonesia. Foto/istimewa
Perjalanan Karier dan Kesuksesan di Dunia Properti
Aguan lahir di Palembang, Sumatera Selatan, pada 9 Januari 1951. Ia memulai perjalanan bisnisnya dengan mendirikan Agung Sedayu Group pada tahun 1971. Awalnya, ASG hanyalah perusahaan kontraktor kecil yang bergerak dalam pembangunan rumah dan pertokoan sederhana. Namun, berkat kerja keras dan strategi bisnis yang tepat, perusahaan ini berkembang pesat dan menjadi salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia.
Sejak 1991, ASG semakin dikenal dengan proyek-proyek besar seperti Harco Mangga Dua, Taman Palem seluas 200 hektare, serta pengembangan kawasan elite Pantai Indah Kapuk (PIK 2). Selain itu, ASG juga sukses membangun pusat perbelanjaan seperti Ashta District 8, Mall of Indonesia, PIK Avenue, dan Grand Galaxy Park. Keberhasilan ini membuktikan bahwa Aguan adalah pengusaha yang visioner dan mampu membawa perubahan besar di dunia properti Indonesia.
Kepedulian Sosial Melalui Buddha Tzu Chi
Di luar bisnis, Aguan memiliki peran penting dalam organisasi filantropi Buddha Tzu Chi Indonesia. Ia menjabat sebagai Wakil Ketua Yayasan dan secara aktif terlibat dalam berbagai kegiatan sosial. Menurutnya, ajaran yang dibawa oleh pendiri Tzu Chi, Master Cheng Yen, sangat menyentuh hatinya. Ajaran ini menekankan cinta kasih universal tanpa membedakan suku, agama, dan ras.
Aguan mulai mengenal Tzu Chi pada tahun 2002, ketika banjir besar melanda Jakarta. Saat itu, ia secara pribadi membagikan makanan kepada warga yang terkena dampak banjir. Pengalaman ini membuka matanya terhadap kesenjangan sosial yang ada di Indonesia. Ia pun semakin aktif dalam berbagai kegiatan sosial Tzu Chi, termasuk membangun rumah susun bagi warga miskin di Kali Angke.
Salah satu pengalaman yang membekas baginya adalah ketika ia harus mengumpulkan donasi untuk proyek pembangunan rumah bagi warga kurang mampu. Awalnya, ia mengira bahwa biaya pembangunan dapat ditanggung oleh segelintir orang kaya. Namun, ia kemudian memahami bahwa konsep Tzu Chi adalah menggalang dana dari banyak orang sebagai wujud cinta kasih bersama. Ia pun mulai mengajak teman-temannya sesama pengusaha untuk berkontribusi, dan banyak dari mereka yang akhirnya ikut bergabung sebagai donatur dan relawan Tzu Chi.
Pembangunan Rumah Gratis untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah