Politik

PDIP Diminta Jangan Cari Kambing Hitam, Pernusa: Kalah Itu Realita

×

PDIP Diminta Jangan Cari Kambing Hitam, Pernusa: Kalah Itu Realita

Sebarkan artikel ini



loading…

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan calon kepala daerah yang diusung di Pilkada 2024 di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (26/8/2024). FOTO/ARIF JULIANTO

JAKARTA – Ketua Umum Perjuangan Rakyat Nusantara (Pernusa) Kanjeng Pangeran Norman menanggapi tudingan elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) mengenai adanya keterlibatan aparat kepolisian yang diistilahkan sebagai parcok atau partai cokelat dalam pemenangan sejumlah calon di Pilkada 2024. Menurut Norman, kekalahan PDIP tidak seharusnya dilimpahkan pada pihak lain, apalagi aparat keamanan.

Karena itu, kata dia, adalah realita bahwa masyarakat sudah tidak simpatik terhadap PDIP. “PDIP kalah di kandang sendiri, jangan cari kambing hitam. Sejak Prabowo menjadi Presiden, PDIP sudah ditawarkan bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM), tapi mereka menolak dan merasa masih berkuasa sebagai pemenang legislatif,” ujar Norman, Sabtu (29/11/2024).

Norman pun mengingatkan bahwa dalam pemilihan gubernur dan kepala daerah, partai-partai pendukung pemerintah membentuk KIM Plus, yang menguasai 85% kekuatan parlemen sebagai pemenang adalah hal wajar karena semua saling bahu membahu ingin membangun bangsa lebih baik ke depan, kecuali PDIP.

“Logikanya, 85% partai pro pemerintah melawan 15% yang di luar pemerintah, yaitu PDIP. Jangan kaget kalau PDIP kalah bahkan di kandang sendiri. Itu realita politik!” imbuhnya.

Dia menyoroti langkah PDIP yang menurutnya justru memperkeruh suasana dengan menyalahkan berbagai pihak, mulai dari aparat kepolisian hingga tokoh tertentu.

“Kalau sudah kalah, jangan menyalahkan baju cokelat atau Mulyono. Mau mengadu ke parlemen? Jangan lupa, 85% sudah gabung ke KIM, kalau voting juga pasti kalah. Jangan cari kambing hitam lagi, biar PDIP tidak semakin kerdil,” sindir Norman.

Dia mencatat bahwa kekalahan PDIP menunjukkan bahwa basis pendukung mereka mulai rontok dan beralih ke partai lain, seiring dinamika politik yang berubah.

(abd)



Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *