Politik

Pengamat Sebut Infrastruktur Jalan Harus Dibenahi Sebelum Terapkan Zero ODOL

×

Pengamat Sebut Infrastruktur Jalan Harus Dibenahi Sebelum Terapkan Zero ODOL

Sebarkan artikel ini



loading…

Infrastruktur jalan harus dibenahi sebelum menerapkan kebijakan Zero ODOL. Foto/istimewa

JAKARTA – Penerapan kebijakan Zero Over Dimension Overloading (ODOL) membutuhkan perbaikan dan standardisasi kelas jalan. Tanpa penyesuaian infrastruktur jalan, implementasi Zero ODOL akan sulit dan berpotensi menimbulkan masalah baru.

Semua pihak pasti setuju terhadap kebijakan Zero ODOL yang bertujuan untuk menghilangkan praktik kendaraan pengangkut barang yang melebihi kapasitas muatan dan dimensi yang diizinkan. Namun, implementasi kebijakan tersebut hingga saat ini masih terkendala. Salah satunya karena kondisi jalan yang belum memadai, khususnya di daerah-daerah yang menjadi sentra produksi atau distribusi barang.

Hal itu dibahas dalam acara Focus Group Discussion (FGD) “Mencari Solusi Penerapan Zero ODOL 2026” yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).

Baca juga: Ribuan Sopir Truk Demo Tolak Aturan ODOL di Tol Soroja: Kami Bukan Penjahat

Direktur Eksekutif Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Budi Wiyono, menyampaikan beberapa masalah yang harus diselesaikan terlebih dulu sebelum Zero ODOL ini benar-benar diterapkan. Salah satunya, adanya perbedaan signifikan antara daya dukung jalan di Indonesia dengan standar internasional, yang membuat penerapan Zero ODOL ini menjadi tantangan tersendiri.

Karenanya, Budi menyarankan perlu adanya penyesuaian aturan terkait kelas jalan dan Jembatan Timbang (JBI) agar sesuai dengan kapasitas jalan dan standar Zero ODOL. “Jika ini tidak diperbaiki, Zero ODOL bisa menyebabkan peningkatan biaya logistik, karena membutuhkan lebih banyak truk untuk mengangkut barang yang sama,” ujarnya, Selasa (1/7/2025).

Baca juga: Daftar Lengkap 79 Perwira Ditunjuk Jadi Kapolres pada Mutasi Juni 2025

Budi mengutarakan infrastruktur dan kelas jalan di Indonesia itu banyak yang tidak standar. Artinya, belum disesuaikan dengan perkembangan sistem angkutan secara internasional. “Sebenarnya, kita sudah pernah sampaikan ini ke Bappenas, di mana jalan di Indonesia itu harus ditata. Standar gandar itu harus sesuai dengan perkembangan teknologi,” tuturnya.

Jadi, kerusakan jalan itu karena memang jalan tidak standar dan kenyataannya seperti itu. Menurut Budi, di Eropa sudah menggunakan single tires untuk mengurangi beban.



Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

link hoki mahjong ways 3maxwin gede mahjong wins 2akun mahjong wins barukebun scatter mahjong ways 2mahjong auto maxwinmahjong dinilai pentingmas ariel jackpot mahjongmaxwin 53 juta mahjong waysmaxwin mahjong ways 3 hitungan menitmenang belasan juta mahjong depo qrisprofit mahjong malam mingguradit bongkar mahjongkaisar89slot gacor