Politik

Perilaku Flexing Pejabat Publik dan Publik Figur Hubungannya Trauma Kemiskinan

×

Perilaku Flexing Pejabat Publik dan Publik Figur Hubungannya Trauma Kemiskinan

Sebarkan artikel ini



loading…

Muhammad Iqbal, Ph.D, Psikolog, Associate Professor Universitas Paramadina. Foto: Ist

Muhammad Iqbal, Ph.D
Psikolog
Associate Professor Universitas Paramadina

PERILAKU flexing atau pamer kekayaan di media sosial semakin menjadi sorotan sebagai masalah sosial kontemporer. Fenomena ini menjadi lebih serius ketika dilakukan oleh pejabat publik atau keluarganya. Pamer kekayaan di tengah kondisi ekonomi rakyat yang sulit sering kali menimbulkan kemarahan sosial, bahkan berujung pada aksi demonstrasi dan kerusuhan.

Belajar dari kasus serupa yang terjadi di Nepal, ketika demonstrasi akibat kesenjangan sosial dan perilaku tidak elitis pejabat publik dan keluarganya yang “Flexing” memicu krisis politik hingga presiden turun dari kekuasaan

Demikian juga di Indonesia, budaya pamer harta oleh pejabat publik dan publik figur yang viral di media sosial juga telah menimbulkan reaksi keras dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa flexing bukan sekadar ekspresi pribadi, tetapi dapat menimbulkan implikasi sosial-politik yang luas (Haryanto, 2023).

Secara umum, flexing kini menjadi tren sosial di berbagai lapisan masyarakat, baik generasi muda maupun senior, melalui berbagai platform seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan YouTube. Konten yang ditampilkan biasanya berupa gaya hidup mewah, kendaraan eksklusif, barang bermerek, hingga liburan internasional (Djafarova & Trofimenko, 2019).

Flexing dapat dipahami sebagai perilaku sadar untuk menampilkan kekayaan, prestasi, atau gaya hidup berlebihan di media sosial, dengan tujuan memperoleh validasi, pengakuan, atau kekaguman dari orang lain (McFerran et al., 2014).

Sebagai pejabat publik dan publik figur citra diri sangat penting, sehingga perilaku “flexing” terkadang tanpa disadari menjadi tuntutan peran khususnya politisi dan influencer yang sangat tergantung dengan popularitas dan citra diri. Namun di tengah naiknya harga beras, markanya PHK & sulitnya lapangan kerja dan ketimpangan ekonomi, masyarakat menajdi lebih sensitif dan merasa terlukai bila pejabat memamerkan kemewahan

Dalam perspektif psikologi, ada beberapa ciri-ciri flexing antara lain:
– Mengunggah foto/video dengan barang-barang mewah, kuliner mahal, atau liburan eksklusif baik didalam dan luar negeri
– Menampilkan citra hidup sempurna tanpa kekurangan namun penuh kepura-puraan
– Menggunakan kata-kata (caption) yang menonjolkan status sosial atau kesuksesan dalam berbagai bidang
– Membandingkan diri dengan orang lain untuk menegaskan kelebihan
– Mengejar validasi dalam bentuk komentar dan pujian dari audiens/followers di media sosial



Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

mahjong ways 2 gampang menang server thai langsung dapat bonusspin mahjong wins gampang menang navigasi barubonus new member mahjong wins cara heranpenjaga warmindo ini mendadak hoki berat dapati jp mahjong ways 2 seharga 2 unit motor xmaxkang somay ini masih belum percaya ia berhasil jepe seharga innova di mahjong wins pakai link vip inimahjong auto maxwinmahjong dinilai pentingmas ariel jackpot mahjongmaxwin 53 juta mahjong waysmaxwin mahjong ways 3 hitungan menitmenang belasan juta mahjong depo qrisprofit mahjong malam mingguradit bongkar mahjongkaisar89slot gacor