loading…
Pesta rakyat yang digelar dalam peringatan HUT RI ke-80 membuktikan bahwa Indonesia mampu menjaga kedaulatannya terlepas dengan segala tantangan yang ada. Foto/SindoNews
Kondisi sosial yang inklusif harus terus dijaga untuk menjauhkan masyarakat dari perpecahan. Founder Lembaga Survei KedaiKOPI, Dr Hendri Satrio mengingatkan agar hari kemerdekaan tidak jadi seremonial semata. Masyarakat lintas budaya, suku, dan keimanan harus bisa memiliki semangat kebangsaan yang sama.
Baca juga: Ketua Pemuda Mandala Trikora: HUT ke-80 RI Momentum Wujudkan Papua Damai dan Sejahtera
Menurutnya, pemerintah dapat mengusung konsep “Pesta Rakyat Inklusif sebagai Instrumen Ketahanan Sosial dan Kebangsaan”. Konsep ini menekankan integrasi antara kegiatan simbolik berskala nasional, seperti doa kebangsaan lintas agama dan upacara kemerdekaan, dengan aksi nyata berbasis komunitas yang menyentuh kebutuhan riil masyarakat.
“Perayaan kemerdekaan menjadi ruang bersama yang menyatukan nilai-nilai budaya lokal, solidaritas sosial, serta kepedulian terhadap kelompok rentan melalui kegiatan budaya, sosial, dan edukatif yang melibatkan partisipasi aktif warga,” kata Hendri di Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Akademisi Universitas Paramadina ini pun menjabarkan bahwa kerangka kegiatan strategis dalam konsep kebhinekaan bisa mencakup tiga unsur utama, pertama kegiatan pemersatu berbasis simbol dan nilai seperti doa lintas iman, kirab bendera, atau pembacaan refleksi kemerdekaan oleh tokoh lintas generasi.