loading…
Pengukuran rutin berat dan tinggi badan anak balita, yang dilakukan PHE OSES bekerja sama dengan kader Posyandu dan warga Kepulauan Seribu, untuk memantau perkembangan fisik dan pencegahan stunting. FOTO/dok.SINDOnews
Head of Communication, Relations & CID PHE OSES Indra Darmawan mengatakan bahwa program Seribu Asa mencakup aktivitas pemberian makanan utama (PMU) bagi anak-anak stunting dan ibu hamil dengan kondisi anemia dan kekurangan energi kronis (KEK).
“Serta menyosialisasikan metode pembelajaran anak montessori dan penyuluhan 1.000 hari pertama kehidupan,” kata Indra dalam keterangannya, Rabu (29/1/2025).
Menurut dia program tersebut juga merupakan aksi nyata PHE OSES dalam memperingati Hari Gizi Nasional yang jatuh setiap 25 Januari. Adapun aktor utama di belakang layar program Seribu Asa adalah tim Dapur Sehat.
Tim yang kerap dipanggil Tim Dahsyat tersebut terdiri atas para ibu juru masak dari tiap PKK kelurahan setempat, para kader posyandu, kader pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) serta ahli gizi Puskesmas Pulau Harapan, Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (Sudin PPAPP).
Tim ini juga didukung oleh para juru pemantau jentik (jumantik), yang berkontribusi memutus rantai penyebaran penyakit demam berdarah yang kerap menjangkiti warga pulau. Mereka menentukan menu dan bahan makanan yang sesuai, memproses, dan memasak hingga mendistribusikan makanan bergizi kepada balita.
Di Pulau Harapan dan Pulau Kelapa, makanan bergizi diberikan sebanyak dua kali sehari, berupa kudapan dan makanan utama yang terdiri atas karbohidrat, protein nabati dan hewani, sayur, buah, dan susu bubuk khusus. Kualitas hingga higienitas makanan juga diawasi ketat oleh ahli gizi setempat.
Untuk memenuhi suplai bahan makanan yang bermutu, Tim Dahsyat melibatkan komunitas setempat untuk mendapatkan sumber protein lokal. Bekerja sama dengan nelayan yang dibina PHE OSES, Tim Dahsyat mendapat pasokan ikan segar.PHE OSES mencatat para penggiat Program Seribu Asa memberikan hasil positif pada 2024.
Dari 57 balita penerima manfaat PMU, 28 anak berhasil keluar dari kategori stunting. Sementara, 29 anak di Pulau Harapan dan Pulau Kelapa mengalami peningkatan tinggi badan hingga 9 cm. Angka pemulihan stunting pun semakin membaik. Prosentase pemulihan stunting di Pulau Kelapa mencapai 30 persen dan di Pulau Harapan 38 persen. Selain itu, PMU yang diberikan kepada ibu hamil dengan kondisi anemia dan kekurangan energi kronis, juga berhasil memperbaiki kondisi kesehatan para calon ibu. Hal itu tercatat dengan naiknya kadar hemoglobin dan ukuran lingkar tangan.
(nng)