Politik

Polemik Elpiji 3 Kg, Pemerintah Harus Lebih Peka pada Kesulitan Rakyat

×

Polemik Elpiji 3 Kg, Pemerintah Harus Lebih Peka pada Kesulitan Rakyat

Sebarkan artikel ini


loading…

Sejumlah warga antre untuk membeli gas elpiji 3 kg di agen gas Limo, Depok, Jawa Barat, Selasa (4/2/2025). Foto/Isra Triansyah

JAKARTA – Ketua Perempuan Penggerak (Perak) Indonesia Fiyatri Widuri merespons polemik kebijakan pemerintah yang sempat melarang penjualan gas elpiji 3 kg melalui pengecer. Dia mengaku prihatin dengan kebijakan pemerintah tersebut.

Sebab, dia menilai kebijakan tersebut telah menyulitkan masyarakat kecil, terutama ibu rumah tangga, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta pekerja sektor informal yang bergantung pada gas subsidi untuk kehidupan sehari-hari.

Dia menuturkan, meskipun kebijakan tersebut akhirnya dicabut, polemik ini menunjukkan kurangnya kepekaan pemerintah dalam merancang kebijakan yang berdampak luas bagi rakyat kecil.

“Sejak diberlakukannya larangan penjualan gas LPG 3 kg oleh pengecer, masyarakat di berbagai daerah mengalami kesulitan mendapatkan gas subsidi. Ketika kebijakan dibuat tanpa mempertimbangkan realitas lapangan, yang terjadi adalah ketidakadilan bagi rakyat kecil,” kata Fiyatri dalam keterangannya, Jumat (7/2/2025).

“Pemerintah seharusnya memahami bahwa tidak semua masyarakat mampu membeli gas dari pangkalan resmi. Kebijakan ini sempat membuat banyak ibu rumah tangga kesulitan memasak makanan bergizi untuk keluarga dan pelaku usaha kecil terhambat operasionalnya,” sambungnya.

Meskipun kebijakan ini akhirnya dicabut setelah mendapat banyak kritik, menurut Fiyatri Widuri kejadian ini harus menjadi pembelajaran bagi pemerintah agar lebih matang dalam menyusun kebijakan publik.

“Setiap keputusan yang berdampak langsung pada masyarakat luas harusnya melalui kajian mendalam, uji coba lapangan, dan dialog terbuka dengan berbagai pemangku kepentingan sebelum diterapkan,” kata Wakil Ketua Komite Advokasi Daerah Provinsi Banten Bidang Migas dan Nonmigas itu.

Dia mengatakan, kejadian serupa jangan terus berulang di masa depan. “Pemerintah harus lebih peka dan membuka ruang dialog dengan organisasi masyarakat, akademisi, dan pelaku usaha kecil sebelum mengeluarkan kebijakan. Jika sejak awal mendengar suara rakyat, kebijakan seperti ini tidak perlu dibuat dan dicabut kembali dalam waktu singkat,” ujarnya.

Dia pun menyoroti bahwa masalah utama dalam distribusi gas elpiji 3 kg bukanlah keberadaan pengecer, tetapi lemahnya pengawasan dalam distribusi. “Jika pemerintah ingin memastikan subsidi tepat sasaran, yang harus dilakukan adalah membenahi sistem distribusi dan pengawasan, bukan malah menghilangkan jalur distribusi yang selama ini membantu masyarakat mendapatkan gas dengan lebih mudah,” ujarnya.

Pihaknya meminta pemerintah untuk tidak hanya sekadar mencabut kebijakan, tetapi juga segera melakukan langkah konkret dalam membenahi distribusi gas elpiji 3 kg. “Jika ada kekhawatiran terkait kebocoran subsidi, maka solusinya adalah meningkatkan pengawasan, bukan malah membatasi akses masyarakat yang benar-benar membutuhkan,” pungkasnya.

(rca)



Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

link hoki mahjong ways 3maxwin gede mahjong wins 2akun mahjong wins barukebun scatter mahjong ways 2mahjong auto maxwinmahjong dinilai pentingmas ariel jackpot mahjongmaxwin 53 juta mahjong waysmaxwin mahjong ways 3 hitungan menitmenang belasan juta mahjong depo qrisprofit mahjong malam mingguradit bongkar mahjongkaisar89slot gacor