loading…
RSM Indonesia menyebut pentingnya membangun ketahanan siber sebagai strategi bisnis yang adaptif dan berkelanjutan di era digital. Foto/SindoNews
Managing Partner Government Risk Control & Technology Consulting RSM Indonesia Angela Simatupang menyoroti banyak organisasi masih melihat keamanan siber sebagai urusan teknis. Padahal risikonya kini berdampak langsung pada kelangsungan bisnis.
“Dalam transformasi digital, kita semua tahu tantangan keamanan siber ini terus berkembang bukan hanya dari sisi teknis, tapi dari cara organisasi harus merespons. Serangan itu bisa datang kapan saja, dari arah yang tidak pernah kita duga,” ujar Angela, Selasa (17/6/2025).
Baca juga: Duh, Penggunaan AI Ternyata Bikin Kejahatan Siber Melonjak Drastis!
Dampaknya serangan siber bisa sangat luas mulai dari operasional yang terganggu, data pelanggan bocor, sampai reputasi organisasi yang sulit dipulihkan. “Dari pengalaman saya, tidak sedikit organisasi yang masih memandang cybersecurity ini cuma urusannya grup IT, divisi IT, dan kalau ada serangan baru panik, kalau belum kena merasa aman,” katanya.
Padahal, ancaman siber saat ini sudah menjadi bagian dari risiko strategis perusahaan. Menurut Angela, cara mengelola risiko ini akan menentukan apakah kita bisa bertahan, tumbuh, atau tersandung di tengah jalan.