loading…
Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, dan Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono meninjau langsung rumah Galih, calon siswa Sekolah Rakyat. Foto/Istimewa
Galih tinggal di rumah kontrakan berjarak sekitar 100 meter dari Sekolah Rakyat yang disewa Rp500 ribu per bulan di kawasan Jakarta Timur. Dinding rumah tampak lembap dan mengelupas, atapnya bocor. Sejak ayahnya meninggal karena Covid-19 pada 2020, ibunya, Suratna, menjadi tulang punggung keluarga dengan menjual nasi uduk dan menjadi buruh cuci berpenghasilan sekitar Rp40 ribu per hari. Kakak sulung Galih ikut membantu dengan bekerja di kafe dengan penghasilan Rp1,3 juta per bulan.
Meski hidup dalam tekanan ekonomi, Galih menunjukkan semangat belajar yang tinggi. Nilai rapornya rata-rata 87,4. Ia mendapat bantuan dari program YAPI, PBI, dan KJP, dan kini bersiap mengikuti Sekolah Rakyat jenjang SMP di Sentra Handayani, bersama 74 anak lainnya dari keluarga miskin.
Baca Juga: Ortu Calon Siswa Sekolah Rakyat Curhat soal Penghasilan kepada Seskab Teddy: Sehari Bawa Pulang Rp40 Ribu
“Terima kasih Bapak sudah meluangkan waktu. Saya sudah bertemu Bapak, jadi bersyukur. Anak saya tadinya mau putus sekolah, kadang bingung,” ucap Suratna haru. Ia menambahkan, “Galih ini anak pintar, cuma saya kurang mampu mendidik. Ngaji pun sebenarnya dia pintar.”