loading…
Direktur Lembaga Kajian Sabang Merauke Circle Syahganda Nainggolan mendorong Presiden Prabowo Subianto melakukan perombakan atau reshuffle terhadap separuh Kabinet Merah Putih pasca 100 hari kerja. Foto/Dok SindoNews/Binti Mufarida
“Sebenarnya, Prabowo Subianto bisa menjalankan pemerintahan dengan baik jika separuh menteri-menteri di-reshuffle. Jika tidak mungkin, maka strategi baru diperlukan,” ujar Syahganda dalam keterangannya, Rabu (5/2/2025).
Syahganda menilai karut marut distribusi gas melon 3 kg yang membuat meninggalnya seorang nenek itu usai antre beli gas di Tangsel merupakan tamparan keras bagi pemerintah. Untuk itu, Syahganda mengusulkan agar Prabowo memiliki strategi baru dalam mengelola kekuasaannya dengan mencari model efektif menjalankan kebijakan publik.
Menurutnya, model buruk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjalankan kebijakan publik harus disiasati. “Sebab, menteri-menteri seperti Bahlil masih banyak di pemerintah Prabowo,” ungkapnya.
Dia memandang Keinginan Prabowo yang cepat dan tepat mengimplementasikan gagasan-gagasan ideologis yang tercantum dalam Indonesia Paradoks mengalami tantangan besar. “Sebab, pengimplementasian cita-cita dia terbentur dengan barisan menteri yang tidak ideologis,” imbuhnya.
Namun, lanjut dia, kompromi politik membuat eksistensi menteri-menteri yang ada tidak gampang disingkirkan. “Dengan adanya strategi baru, seperti memperkuat peranan kepala daerah atau peran militer dalam pembangunan, bisa jadi ide-ide besar Prabowo lebih gampang dilaksanakan ketimbang bersandar pada menteri-menterinya,” kata dia.
Prabowo, menurutnya, perlu juga mencontoh bagaimana Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mentransformasi penggunaan minyak tanah selama 60 tahun menjadi gas 3 kg saat lalu tanpa huru-hara. “Oleh karena teknokrasi dan kompetensi menjadi sandaran dalam pengimplementasian kebijakan negara,” pungkasnya.
(rca)