loading…
Promovendus Totok Sucahyo meraih gelar doktor dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Foto/Istimewa
Hasil penelitian itu berhasil dipertanggung jawabkan secara langsung di hadapan tim penguji yang diketuai Prof. Dr. Dedi Purwana E.S., M.Bus dan sekretaris Prof. Dr. Umi Widyastuti, S.E., M.E. Dalam sidang terbuka tersebut, beberapa penguji melontarkan pertanyaan kritis, mengulik isi disertasi Totok.
Prof Dr Ir Kazan Gunawan mempertanyakan alasan Totok menggunakan 3 kerangka teoritis sekaligus dalam penelitiannya, yakni evolutionary theory, resource-based view (RBV), dan dynamic capability theory. Merespons pertanyaan Kazan, Totok mengatakan bahwa penggunaan tiga kerangka teoritis sekaligus karena ketiganya menawarkan lensa yang saling melengkapi untuk memahami dinamika strategis dan organisasi dalam konteks audit sektor publik di era digital.
Baca juga: Promosi Doktor FEB UI, Eko Surya Ungkap Strategi Orkestrasi BPKH dalam Keuangan Haji
Kazan Gunawan juga meminta penjelasan Totok atas kesimpulan disertasinya, yakni implementasi Big Data Analytics (BDA) tidak berpengaruh secara langsung terhadap kualitas audit. Totok mengakui ada sejumlah alasan BDA tidak berpengaruh langsung pada kualitas audit, antara lain tahap implementasi BDA masih bersifat permukaan, tingkat literasi dan kesiapan auditor terhadap teknologi masih variatif, serta kompetensi auditor dalam bidang teknis BDA belum merata.
“Saya menyimpulkan bahwa implementasi BDA di BPK saat ini belum cukup untuk menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi secara langsung. Oleh karena itu, strategi pemanfaatan BDA harus bersifat sistemik dan tidak berdiri sendiri, melainkan terhubung dengan penguatan kelembagaan, pelatihan, serta perubahan cara berpikir dalam proses audit itu sendiri,” ujar Totok.
Sementara itu, Prof Dr Dedi Purwana juga mengajukan pertanyaan terkait output dari disertasi tersebut. Totok pun menjelaskan bahwa disertasinya akan menghasilkan banyak output baik dalam kerangka ilmiah, konseptual, dan implementatif atau praktis.