loading…
Foto: Doc. Istimewa
Agustina menyebut pemberian nama jalan tersebut bukan sekadar penghormatan kepada tokoh humanis Romo YB Mangunwijaya, tetapi juga pesan moral agar semangatnya menular di kawasan yang sering dipandang sebelah mata.
“Pemberian nama jalan ini adalah upaya kecil dari Pemerintah Kota Semarang dalam memberikan penghargaan kepada Romo Mangun,” ujarnya.
Menurutnya, lokasi jalan yang berada di sekitar TPA Jatibarang justru selaras dengan pilihan hidup Romo Mangun yang kerap mendampingi masyarakat kecil di wilayah kumuh seperti di bantaran Kali Code, Yogyakarta.
“Seandainya Romo Mangun masih hidup, beliau tentu memilih berdiri dan membangun jalan ini menuju TPA. Beliau selalu memilih berdiri di sisi yang tersisih, di tempat yang dianggap kumuh, namun justru di situlah ia menyalakan harapan,” imbuh Agustina.
Wali Kota berharap semangat tersebut juga menginspirasi pengelolaan TPA Jatibarang, mengubah wajah TPA Jatibarang menjadi kawasan yang berkelanjutan seperti implementasi ekonomi sirkular, _sanitary landfill_ hingga pembangunan PLTSa. Saat ini, Pemkot Semarang tengah menyiapkan tender internasional untuk mengubah sampah menjadi energi listrik.
“Saya berharap spirit ini tetap hidup di TPA Jatibarang, agar kawasan ini menjadi ruang yang bermakna, berkelanjutan, dan mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat,” tegasnya.